Jono adalah seorang serdadu yang sudah kenyangditugaskan di daerah konflik. Oleh tetangganya, Jono dijuluki pahlawan perang.Tapi Jono harus membayar mahal karena banyak anggota tubuhnya yang sudah palsuakibat luka-luka semasa bertugas di medan tempur. Kaki Jono palsu, tangannyapalsu, dan berbagai anggota tubuh lainnya juga palsu. Tapi ada satu kebiasaanJono yang tak hilang. Yaitu kegemarannya main taruhan. Suatu hari, Jonobertaruh dengan tetangganya, si Budi.
Jono: "Budi, ayo kita bertaruh."
Budi: "Taruhan apa, Pak Jono?"
Jono: "Saya akan menggigit telinga sayasendiri."
Budi: "Ah, mana mungkin ada orang bisamenggigit telinga sendiri. Melihat tanpa cermin pun tidak bisa. Apalagimenggigit."
Jono: "Makanya, taruhan Rp 500 ribu,yuk!"
Budi: "Oke, siapa takut."
Setelah disepakati, Jono pun melepas telingapalsunya dan menggigitnya. Budi jelas kesal karena kalah taruhan. Keesokanharinya, Jono menantang Budi taruhan lagi.
Jono: "Mau taruhan lagi, Rob?"
Budi: "Oke, tapi saya yang pilih jenistaruhannya."
Jono: "Oke, no problem."
Budi: "Kalau Pak Jono bisa menggigit matasendiri, saya bayar 1 juta."
Budi berani bertaruh seperti itu karena Jonobisa melihat dengan jelas dan tidak buta. Maka tidak mungkin ia melepas bolamatanya. Karena bola mata itu asli. Tapi dasar Jono si Pahlawan Perang, dia puntetap nekat.
Jono: "Oke, saya setuju!"
Jono pun segera melepas gigi palsunya, danmenggigitkan gigi itu ke matanya sendiri.
===================================================
Pukul 23.00, seorang pemuda menaiki bis yangkonon adalah bis setan. Terdorong oleh rasa ingin tahunya, pemuda itu duduk didekat sang sopir bus. Suasana di dalam bus sunyi senyap.
Hanya ada beberapa orang yang duduk berpencardan tatapan mereka kosong. Untuk mencairkan perasaan ngeri yang dirasakan, diamencoba membuka perbincangan dengan sang sopir.
"Pak, sudah berapa lama Bapak menjadisopir bus seperti ini?" tanya sang pemuda. Sopir bus terdiam tanpamemedulikan pertanyaan si pemuda.
"Pak, kenapa Bapak diam saja?!"tanyanya sekali lagi dengan nada yang agak meninggi karena mulai gugup.
Tanpa berkata apa-apa, sang sopir menghentikanbisnya, dia menoleh dengan wajah garang lalu tangannya menunjuk papan yangbertuliskan: "Dilarang Berbicara dengan Sopir...!!!".