Timnas Indonesia harus mengukir rekorkekalahan terbesar dalam sejarah mereka saat melawan Bahrain. PSSI pun lantasmeminta maaf seraya berjanji segera melakukan evaluasi atas hasil itu.
Duel di Manama International Stadiun, Rabu(29/2/2012) malam WIB, adalah hari yang boleh jadi tak akan pernah bisadilupakan oleh para pemain Indonesia yang bertanding di sana.
Meski tak ada lagi yang dikejar mengingatmereka sudah masuk kotak, tapi tetap saja skor 0-10 yang jadi hasil akhirpertandingan adalah aib bagi persepakbola nasional yang saat ini tengahterpuruk.
Ibarat menabur garam di atas luka, kekalahanitu kian mengirim Indonesia ke jurang paling dalam keterpurukan mereka. Atashasil mengecewakan itu Benhard Limbong selaku penganggung jawab timnas punmeminta maaf.
"Mohon maaf kepada pencinta sepakbolanasional karena kegagalan timnas kita. Kita tidak bisa berbuat banyak. Kitatidak menyangka kiper utama kita mendapat kartu merah. Kita bisa sebut itupenderitaan," tukas Limbong dalam wawancara dengan detiksport.
"Saya sebagai penanggung jawab timnas,saya minta maaf. faktor lucky tidak berada di pihak kita saja,"sambungnya.
Limbong pun menegaskan jika pihaknya dan jugaPSSI akan langsung melakukan evaluasi terkait hasil buruk di kualifikasi PialaDunia 2014 di mana selalu kalah di enam pertandingan, plus kebobolan 26 gol danhanya mencetak tiga gol.
"Evaluasi sudah jelas akan kita lakukan.Ini akibat gonjang ganjing yang tidak berkesudahan. Seolah-olah membuat PSSIdinilai gagal dalam hal ini," tukasnya.
"Timnas minim pengalaman? Ya memangkenyataan begitu. Jangan cuma mengkritik, mari kita bangun sepakbola inibersama-sama. Tujuan kita membangun sepakbola apa sih? Membangun timnas atauklub?." tuntasnya.