Untuk pertama kalinya dalam sejarah, ilmuwanmenemukan strain virus influenza dalam tubuh seekor kelelawar. Belum ditemukancara penyebaran dan bahayanya, namun dikhawatirkan temuan ini akan menjadiancaman baru bagi kesehatan umat manusia.
Seperti diberitakan The Telegraph, Rabu 29Februari 2012, jenis virus ini ditemukan secara tidak sengaja oleh LembagaPencegahan dan Pengendalian Wabah Internasional (CDC) saat meneliti sekumpulankelelawar. Temuan mereka juga dituliskan pada jurnal Proceedings of theNational Academy of Sciences Senin lalu.
CDC kala itu tengah melakukan penelitianterhadap 300 kelelawar yang mereka kumpulkan di Guatemala pada 2009 dan 2010.Fokus penelitian itu adalah penyakit rabies dan penularannya, tapi penelitimenemukan spesimen bakteri lain yang ternyata adalah virus baru. Ruben Donis,salah satu peneliti, mengatakan, flu ini ditemukan pada jenis kelelawar bahukuning.
Kelelawar jenis ini adalah pemakan buah danserangga, tapi tidak pernah menggigit manusia. Namun tidak menutup kemungkinanvirus ini dapat ditularkan di masa depan. Donis mengatakan, ini adalah kalipertama ilmuwan menemukan flu pada kelelawar.
Sebelumnya, peneliti meyakini telah menemukansemua jenis penularan flu pada binatang, di antaranya pada burung, babi,anjing, kuda, anjing laut dan singa laut. Lima tahun lalu, seorang ahli virusRusia mengklaim menemukan flu kelelawar, tapi tidak ada buktinya.
Donis mengatakan saat ini peneliti tengahmencari tahu tentang virus baru tersebut. Sejauh ini, mereka belum dapatmenentukan bahaya dan tipe flu tersebut. Berbagai metode untuk penelitianvirus, di antaranya mengembangbiakkan virus tersebut pada telur ayam dan selmanusia gagal. Padahal, cara ini selalu digunakan untuk mengetahui carapenyebaran virus.
Belum diketahu pasti ancamannya, bukan berartitidak berbahaya. Virus jenis ini bisa bergabung dengan virus influenza umum danbertukar gen lalu bermutasi menjadi bentuk baru yang mematikan, ujar CDC.